Photobucket

Ritual Tahunan, Kwan Sing Bio Bagikan 1.500 Tumpeng

Minggu, 21 Agustus 2011 | 0 komentar

Suasana saat warga berebut tumpeng.
TUBAN  – Ratusan warga histeris berebut tumpeng bunceng dalam ritual tahunan Sembahyang Arwah yang digelar di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, di kawasan Jalan RE Martadinata Tuban, Minggu (21/8/11).

Meski tak sampai menimbulkan korban, namun dalam acara rebutan 1.500 tumpeng yang berisi nasi, roti, serta mie instan serta kecap sempat terjadi suasana tak tertib dan kegaduhan. Warga histeris saat berebut tumpeng diiringi teriakan dan tangis anak-anak kecil yang ikut pula berebut tumpeng.

Sembahyang arwah merupakan ritual berdoa untuk mendoakan arwah keluarga yang sudah meninggal. Warga sudah mulai berkumpul sejak jam 09.00 pagi tadi, meski acara rebutan tumpeng baru dilakukan setelah kegiatan Sembahyang Arwah atau sekitar jam 11.20 WIB siang.

Meski cuaca sangat panas, mereka rela mengantri dan berdesak-desakan dengan warga lain demi mendapatkan tumpeng yang disediakan panitia. Mereka rela menunggu hingga tumpeng boleh di ambil usai ritual dilakukan. Tak hanya orang dewasa, baik pria maupun wanita, Nampak pula anak-anak ikut berdesakan dan berebut.

Begitu suara bedug sebagai tanda ditabuh,  spontan warga berdesakan dan saling berebut tumpeng. Hal itu membuat panitia kuwalahan hingga terjadi kegaduhan. Terdengar pula jeritan dan tangisan anak-anak yang masih dibawah umur dan balita lantaran terjepit ratusan orang yang merebut isi tumpeng.

Suasana kisruh akhirnya bisa dikendalikan setelah jajaran Satuan Dalmas Polres Tuban secara cepat melakukan pengamanan agar tidak sampai menimbulkan korban. “Kalau ikut merebut isi tumpeng, biasanya bisa mendapatkan berkah. Makanya, meskipun panas seperti ini, saya ikut acara rebutan tumpeng di klenteng ini,” kata Kastini (31), warga Desa Semanding ini.

Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio, Gunawan kepada wartawan mengatakan, sebenarnya acara rebutan tumpeng merupakan bagian dari ritual Sembahyang Arwah atau Sembahyang dan menjadi kegiatan rutin setiap tahun.

“Kegiatan bertujuan untuk mendoakan para leluhur yang telah wafat, dan tahun ini kita menyiapkan 1500 tumpeng bunceng,” kata Gunawan. (jurnalberita.com)

Idul Fitri MUHAMMADIYAH 30 Agustus, NU Masih Menunggu

Jumat, 19 Agustus 2011 | 0 komentar

Melihat Hilal. (ist)
PIMPINAN Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur telah menetapkan awal Syawal 1432 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2011 tanggal 30 Agustus 2011.

Lain halnya dengan Pengurus Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Dalam hal lebaran, PWNU tidak mau gegabah dan lebih memilih menunggu dan juga memastikan jatuhnya Idul Fitri dengan melakukan “rukyatul hilal” (melihat hilal secara kasat mata).

Prediksi awal Syawal 1432 Hijriah (hari raya Idul Fitri) mungkin tidak akan bersamaan waktunya, karena ketinggian hilal di bawah dua derajat.

“Kalau awal Ramadhan 1432 Hijriah bisa bersamaan, tapi awal Syawal 1432 H ada kemungkinan tidak bisa bersamaan karena ketinggian hilal di bawah dua derajat,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PWNU Jatim Dr H Abd Salam Nawawi MAg, saat dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (19/8/2011).

Dilihat dari kalender, PWNU Jatim mencatat ijtimak untuk awal Syawal 1432 H terjadi pada 29 Agustus 2011 pukul 10.05 WIB dengan tinggi hilal hakiki 1 derajat 57 menit 45,08 detik.

“Karena tinggi hilal tidak mencapai dua derajat, maka kemungkinan akan terjadi perbedaan Lebaran yakni ada yang ber-Idul Fitri pada 30 Agustus dan ada pula tanggal 31 Agustus,” katanya.

Adapaun tempat-tempat strategis untuk melihat hilal, antara lain Ujungpangkah Gresik, Tanjungkodok Lamongan, Nambangan Surabaya, dan sebagainya. (lensaindonesia.com)

Jalur PANTURA Tuban Dikawal SNIPER

Jumat, 12 Agustus 2011 | 0 komentar

Penembak Jitu Kopassus TNI AD.
TUBAN - Sekitar 20 penembak jitu (sniper) akan ditempatkan di sejumlah titik rawan di jalur pantai utara di Tuban, Jawa Timur. Pengamanan dilakukan tertutup dengan berpakaian preman. Para petugas ini diberi izin untuk menembak di tempat pelaku kejahatan jika memang terpaksa.

"Para sniper ini akan berbaur dengan polisi dan TNI yang ikut pengamanan Lebaran," kata Kepala Kepolisian Resor Tuban, Ajun Komisaris Besar Polisi I Wayan Lastika, Jumat, 12 Agustus 2011. Para sniper ini, kata dia, akan siaga di pos-pos penjagaan di sepanjang jalan dan kemudian bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.

Para sniper mulai diturunkan pada H-7 hingga H+7 Idul Fitri. Mereka juga akan berbaur dan menjadi pelapis anggota polisi dan TNI yang berpakaian dinas. Mereka ini terdiri dari anggota pilihan dari Brimob Polda Jawa Timur dan Brimob Kelapa Dua, Jakarta.

Sedangkan lokasi penyebarannya di Tuban, mulai dari jalur pantura di Tuban bagian barat, tepatnya dari Kecamatan Bancar, Kecamatan Tambakboyo, Jenu, Merakurak, Tuban Kota, hingga ke Palang sejauh 60 kilometer. Kemudian dari jalur Tuban Kota menuju ke Kecamatan Semanding hingga ke Widang, yang berbatasan dengan Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan.

Selain itu, mereka juga berada di pos polisi di Kecamatan Palang, Tuban, yang berbatasan dengan Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Polisi juga memperketat penjagan di perbatasan antara Jatirogo, Tuban, dengan perbatasan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Di jalur pantura Tuban memang ada sejumlah titik yang rawan, di antaranya di hutan jati Kecamatan Jatirogo, di Desa Bancar dan Jati Peteng, Kecamatan Jenu. Biasanya jenis kejahatannya berupa bajing loncat, jambret dan sejenisnya. (TEMPO Interaktif)

Keluarga Haeny, Mantan Bupati Tuban, dan Kisah Istana Pribadinya

Minggu, 07 Agustus 2011 | 0 komentar

Haeny Relawati saat bersama suami, Ali Hasan.(istimewa/JPNN)


Tahun ini bisa jadi adalah tahun perpisahan bagi mantan Bupati Tuban Haeny Relawati Rini Widyastuti. Pada 1 Maret lalu, dia harus berpisah dengan jabatannya. Jumat (5/8) dini hari lalu, dia harus berpisah dengan suaminya, Ali Hasan. Bagi warga Tuban, keluarga pasangan Haeny-Ali menyimpan kisah tersendiri selama sepuluh tahun mereka berkuasa.

Laporan DWI SETIYAWAN, Tuban


KEPERGIAN Ali Hasan memang sangat mendadak. Diduga karena serangan jantung, pria 57 tahun itu mengembuskan napasnya yang terakhir pada Jumat (5/8) dini hari lalu. Almarhum meninggalkan empat orang anak dari pernikahannya dengan Haeny.

Keluarga itu sangat terkenal di Tuban. Maklum, Haeny adalah bupati selama dua periode. Pada pilkada 1 Maret lalu, sebenarnya Haeny maju lagi menjadi wakil bupati. Tapi, dia kalah.

Salah satu simbol bahwa keluarga Haeny pernah menjadi keluarga nomor satu di Tuban dapat dilihat dari kemegahan rumahnya yang berdiri di lahan 3,5 hektare. Rumah itu berada di Jalan Letda Soetjipto, Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban.

Bagi warga Tuban, kesempatan bisa masuk ke istana keluarga Haeny sangat langka. Maklum, pagar istana yang dibangun sekitar 2005 itu setinggi sekitar 5 meter. Gerbangnya yang kukuh selalu tertutup rapat dan dijaga beberapa satpam. Karena itu, jangankan bisa masuk, mengintip saja sulit. Tapi, kesempatan masyarakat Tuban dapat menyaksikan kemegahan bangunan istana itu akhirnya datang juga pada Jumat (5/8) lalu.

Saat itu gerbang rumah megah tersebut dibuka lebar-lebar untuk menerima kunjungan warga yang datang melayat. Mereka datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ali Hasan yang meninggal Jumat (5/8) dini hari.

Para pelayat yang sebagian besar PNS (pegawai negeri sipil) mantan bawahan Haeny tampak tak menyia-nyiakan kesempatan selama berada di dalam istana itu. Maklum, bagi mereka, kesempatan itu adalah pengalaman pertama. Karena itu, selama berada di areal rumah Haeny, mereka gunakan untuk berjalan-jalan sambil melihat-lihat aset kekayaan Ali Hasan.

Sebagian besar para pelayat mengabadikan kemegahan bangunan rumah dan fasilitasnya dengan menggunakan kamera handphone. Ada juga yang memotret dan mejeng di garasi tempat menyimpan mobil-mobil kuno koleksi almarhum. Sebagian berpose di depan sangkar besar yang dihuni orang utan. Tak jauh dari lokasi itu terdapat kandang kuda. Ada tiga ekor kuda dengan badan tinggi besar di kandang tersebut.

Bangunan rumah utama keluarga Haeny berukuran sekitar 40 x 60 meter persegi. Bangunan tersebut merupakan perpaduan gaya Jawa dan Eropa untuk eksterior, serta Arab untuk interiornya. Kekhasan Arab terlihat dari langit-langit sejumlah ruangannya yang berbentuk kubah dan menjulang tinggi. Di rumah itulah Haeny, suaminya, dan empat anaknya tinggal.

Di bagian belakang bangunan utama rumah itu terdapat garasi yang bentuknya memanjang dari timur hingga barat, membentuk huruf U. Di garasi itu, Ali Hasan memarkir 63 mobil kuno koleksinya. Mobil-mobil tersebut diparkir berdasar jenisnya. Land Rover dikandangkan di bagian paling barat. Setidaknya ada tujuh mobil jenis itu. Dua blok garasi di sebelahnya digunakan untuk memarkir mobil jenis jip. Ali Hasan memang paling suka mobil jenis itu. Setidaknya ada 14 unit jip dari berbagai tahun dan pabrik yang berbeda dijejer.

Garasi mobil merek Hummer dan Chevrolet berada persis di belakang bangunan utama. Di tempat itu para pelayat paling banyak berpose di depan Hummer yang konon keluaran pertama.

Di garasi paling timur tak kalah ramainya. Di tempat itu terdapat 18 mobil jenis sedan seperti merek BMW, Mustang, dan Sportune, hingga Chevrolet. Ketika didekati, seluruh kunci mobil kuno tersebut ternyata sudah terpasang. Kalau kuncinya dikumpulkan, pasti bingung ini kunci untuk mobil yang mana, celetuk salah seorang pelayat.

Selain garasi untuk mobil kuno, Ali Hasan membangun garasi lagi di bagian lantai dasar rumahnya. Garasi tersebut bisa menampung sedikitnya sepuluh mobil berkelas yang digunakan sehari-hari keluarga Haeny. Dua di antaranya adalah Mercy dan Jaguar.

Fasilitas lain yang membuat kagum warga yang melayat adalah balai paseban.

Bangunan tersebut dibuat dari kayu jati berukuran besar-besar dan utuh. Delapan tiang utamanya saja berasal dari kayu jatih utuh yang besar lingkarannya satu rangkulan orang dewasa. Langit-langit paseban diukir dengan seni pahat yang tinggi. Lantainya berbahan puring atau potongan kayu jati. Untuk memberikan kesan khas Jawa, di depan paseban ditempatkan dua kentongan plus bangunan kecil untuk melindunginya.

Dua meja di paseban juga dibuat dari kayu jati utuh. Salah satu meja tersebut memiliki panjang 12 meter dan lebar sekitar 1,5 meter.

Fasilitas lain di istana tersebut adalah lapangan tenis, lengkap dengan ruangan untuk bersantai, musala, dan sangkar besar untuk satwa. Kabarnya, di dalam rumah almarhum juga terdapat kolam renang. Pujian terkait kehebatan Ali Hasan mendesain bangunan sempat dilontarkan Bupati Tuban Fathul Huda ketika memberikan sambutan.

Dia mengatakan, masyarakat Tuban menikmati keahlian Ali Hasan itu. “Hampir semua bangunan di Tuban sumbangsih beliau (ketika istrinya menjabat). Mudah-mudahan ini menjadi amal jariahnya,” kata Fathul Huda. HM Hamdani, ipar Ali Hasan, mengakui bahwa almarhum memang memiliki cita rasa yang tinggi terhadap semua hal. Termasuk urusan bangunan rumah dan kendaraan. Khusus untuk koleksi mobil antik, Hamdani mengatakan dirinya tidak tahu sejak kapan mobil-mobil antik tersebut dikoleksi iparnya dan mendapat dari mana saja. Saya juga tidak tahu dia mendapat kayu jati berkualitas super karena saya sendiri juga belum pernah masuk rumah itu, tandas pengusaha SPBU itu. (jpnn/c4/kum/mar)

Suami Mantan Bupati Tuban Haeny Relawati Wafat

Jumat, 05 Agustus 2011 | 0 komentar

Jenazah Ali Hasan saat akan dikebumikan
TUBAN  – H. Ali Hasan, suami mantan Bupati Tuban Haeny Relawati RW, meninggal dunia di rumahnya, di Jalan Letda Sucipto Kelurahan Mondokan Kecamatan Kota, sekitar pukul 02.15 WIB, Jum’at dini hari.

Jenazahnya disemayamkan di rumah duka dan dikebumikan di sebelah timur halaman rumahnya yang cukup luas sekitar pukul 10.15 pagi. AlmarhumH.Ali Hasan, dikabarkan meninggal dunia akibat sakit jantung dan komplikasi yang dideritanya.

Menurut Sunarto, adik kandung Ali Hasan, kakaknya meninggal dunia pukul 02.15 Jumat dini hari. “Sebelumnya, beliau membangunkan kami dan menyuruh kami makan sahur, setelah itu takdir berkata lain, beliau dipanggil Sang Khaliq,” ujarnya, saat ditemui wartawan.

Ratusan orang memadati rumah mewah, yang selama ini dihuni almarhum H. Ali Hasan dan Istrinya, Haeny Relawati, untuk melayat dan memberikan penghormatan terakhir. (jurnalberita.com)

48 Jalur TENGKORAK Arus Mudik di JATIM

Kamis, 04 Agustus 2011 | 0 komentar

DINAS Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Provinsi Jatim telah membuat rencana operasi penyelenggaraan angkutan Lebaran terpadu 2011/1432 H.

Ada 8 ruas jalan utama (terdiri dari 48 lokasi) yang dianggap sebagai jalur tengkorak atau rawan kecelakaan saat arus mudik-balik lebaran.

Yakni, ruas jalan Surabaya-Lamongan-Tuban,Surabaya-Mojokerto-Nganjuk-Madiun-Ngawi, Kertosono-Kediri-Tulungagung, Surabaya-Porong-Malang-Batu, Malang-Blitar, Surabaya-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi, Probolinggo-Lumajang-Jember-Banyuwangi dan Surabaya-Bangkalan-Sumenep.

Inilah 48 lokasi rawan kecelakaan di 8 ruas jalan tersebut, yakni Jl Kalianak-Margorejo, Deket Km Sby 36-43, Sukodadi Sby 45-48, Turi Km Sby 48-51, Pujung Km Sby 65-69, Brondong Km 75-76, Widang-Pakah Km 80-130, Jenuh-Bancar Km 115-140, Talang Km Tbn 10-11, Duduk Sampeyan.

Kemudian, lokasi Simpang 4 Puri Indah By pass Mojokerto, Desa Glagah Perak, Banyakaan-Gringing Km 5,2-6,8, Kedungrejo Km Ngjk 10,5, Sukomoro Km 114,7, Saradan, Wilangan-Caruban-Madiun, Caruban-Ngawi-Mantingan, Madiun-Ngawi, Bendo-Gurah-Badas, Mekikis-Gamping rejo, Braan-Bandar kedungmulyo, Pojok-Ngantru.

Kemudian, Raya Waru Buduran, Desa Sukorejo Pandaaan, Raya Purwosari, Raya Lawang Km 71-72, Raya Singosari Km 75-76, Raya Genengan-Pepen, Pakis Haji Km 98-102, Jatiguli-Sumberpucung Km 12, Raci Bangil-Grati-Bayaman-Kasawan Paiton, Jl Juanda Km 3,5, Desa Kepulungan Gempol Km 41-43, Tongas-Delingu-Leces, Banyu Glugur-Panarukan-Banyuputih, Landangan-Takongan-Hutan Baluran-Watudodol dan Gangsring Km 28.

Kemudian, Desa Banjarsari-Tegalsiwalan, Raya Lincing Km 283-284, Desa Kedayungan Km 29, Rogojampi Km 18, Tikungan Gandrung dan Glandmore, Gunung Kumitir, Raya Galis, Camplong, Jungkaran-Nyeburan (Jrengik), Tlanaan Km 101-103 dan Desa Giring Manding Kamal.

Kabid Angkutan Jalan Dishub LLAJ Jatim Sumarsono, Kamis (4/8) mengatakan, untuk menekan angka kejadian kecelakaan di jalur tengkorak tersebut. (nurqomar/pos kota)

Nikmatnya Berbuka Puasa dengan Minum Legen

| 0 komentar

TUBAN - Bulan Suci Ramadhan membawa berkah tersendiri bagi penjual minuman tradisional Legen khas Tuban, Jawa Timur. Minuman dari bunga pohon Siwalan itu diminati oleh sejumlah warga untuk minuman berbuka puasa.

Sejumlah penjual Legen asli khas Tuban gelar dagangan di bawah pohon Siwalan di pinggir jalan Desa Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban itu pada setiap sore. Menjelang berbuka puasa mereka diserbu oleh pembeli .

Penjual mengaku, sudah menjadi kebiasaan setiap bulan puasa mereka setiap harinya selalu kehabisan minuman Legen tersebut. Bahkan jauh sebelum buka puasa, banyak jugaa pembeli yang sudah rela mengantri di bawah pohon siwalan.

“Kalau bulan puasa memang rame, kadang-kadang mereka menunggu di bawah pohon saat saya masih di atas,” ujar Kastari, salah satu pembuat Legen, yang berada di kawasan tersebut.

“Kalau saya hari biasa itu membuat Tuwak, tapi kalau bulan puasa saya membuat Legen, karena banyak yang mencari Legen untuk berbuka,” tambahnya.

Setiap bulan puasa, biasanya Kastari setiap harinya bisa menjual antara 40 liter hingga 50 liter , tergantung dari hasil pembuatan dari bunga pohon-pohon Siwalan yang mereka panjat.

“Ya kalau keluarnya banyak kita hasilnya juga banyak, untuk bulan puasa satu botol Legen saya jual Rp 5000, itupun dalam waktu satu jam biasanya juga sudah habis karena banyak yang ngantri,” pungkasnya.(nurqomar/Pos Kota)

Jadwal IMSAKIYAH 1432 H Untuk KABUPATEN TUBAN dan Sekitarnya

Senin, 01 Agustus 2011 | 0 komentar


ARTI LAMBANG KABUPATEN TUBAN

Kabupaten Tuban memiliki lambang daerah yang dijadikan identitas diri. Disetiap gambar dari lambang kabupaten Tuban memilik pengertian masing masing. Dalam satu keutuhan akan menjadi ciri khusus (identitas) maupun cita0cita luhur Kabupaten Tuban.


ARTI PADA LAMBANG KABUPATEN TUBAN

Lambang kabupaten Tuban terbagi atas 8 bagian yaitu :

1. Bentuk Perisai Putih yang bersudut lima

Dengan jiwa yang suci murni dan hati yang tulus iklas masyarakat Tuban menjunjung tinggi Pancasila. Sekaligus merupakan perisai masyarakat dalam menghalau segenap rintangan dan halangan untuk menuju masyarakat adil dan makmur yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kuda Hitam dan Tapal Kuda Kuning

Kuda hitam adalah kesayangan Ronggolawe, pahlawan yang diagungkan oleh masyarakat Tuban karena keikhlasannya mengabdi kepada negara, watak kesatriannya yang luhur dan memiliki keberanian yang luar biasa. Tapal kuda Ronggolawe berwarna kuning emas melingkari warna dasar merah dan hitam melambangkan kepahlawanan yang cermelang dari Ronggolawe.

3. Gapura Putih

Melambangkan pintu gerbang masuknya Agama Islam yang dibawakan oleh “Wali Songo” antara lain Makdum Ibrahim yang dikenal dengan nama Sunan Bonang, dengan itikat yang suci murni dan hati yang tulus ikhlas, masyarakat Tuban melanjutkan perjuangan yang pernah dirintis oleh para “Wali Songo”.

4. Bintang Kuning bersudut lima

Rasa Tauhid kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memancar didada tiap-tiap insan rakyat Tuban memberikan kesegaran dan ketangguhan iman, dalam berjuang mencapai cita-cita yang luhur.

5. Batu hitam berbentuk umpak dan pancaran air berwarna biru muda

Menunjukan dongeng kuno tentang asal kata Tuban. Batu hitam berbentuk umpak ialah Batu-Tiban dari kata ini terjadilah kata Tuban. Pancaran air atau sumber air ialah Tu-Banyu (mata ir) menjadi kata Tuban.

6. Pegunungan berwarna hijau, daun jati dan kacang tanah

Tuban penuh dengan pegunungan yang berhutan jati dan tanah-tanah pertanian yang subur dengan tanaman kacang tanah. Pegunungan berwarna hijau mengandung arti masyarakat Kabupaten Tuban mempunyai harapan besar akan terwujudnya masyarakat yang adil makmur yang diridloi Tuhan Yang Maha Esa.

7. Perahu emas, Laut biru dengan gelombang putih sebanyak tiga buah.

Sebelah utara Kabupaten Tuban adalah lautan yang kaya raya, yang merupakan potensi ekonomi Penduduk pesisir Kabupaten Tuban. Penduduk Pesisir utara adalah nelayan-nelayan yang gagah berani. Dalam kedamaian dan kerukunan masyarakat Daerah Kabupaten Tubanuntuk membangun daerahnya menghadapi tiga sasaran yaitu:
1. Pembangunan dan peningkatan perbaikan mental dan kerohanian.
2. Pembangunan ekonomi.
3. Pembangunan Prasarana yang meliputi jalan-jalan, air dsb.

8. Keterangan angka

1. Lekuk gelombang laut sebanyak 17 melambangkan tanggal 17.
2. Lubang tapal kuda berjumlah 8 melambangkan bulan Agustus.
3. Daun dan biji jati melambangkan angka 45.
dengan demikian masyarakat Kabupaten Tuban menjnjung tinggi hari Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia. Semangat Proklamasi menjiwai perjuangan dan cita-cita masyarakat Kabupaten Tuban.

Di Kesempatan kali ini kami mencoba memposting tentang tempat wisata di Kabupaten Tuban

A. Goa Akbar

Goa akbar adalah salah satu tempat wisata yang cukup popouler di kabupaten tuban,tempatnya yang cukup strategis,yang tepatnya terletak di pinggir pasar baru tuban,sehingga banyak wisatawan yang berkunjung kesana,bukan hanya keelokan pemandangan(arsitektur batu,keindahan panorama dll) tapi juga karena tiket masuknya yang murah(Kurang dari 5ribu perak)

B.MAKAM SUNAN BONANG

Makam sunan adalah tempat wisata yang sangat sering di kunjungi oleh wisatawan atau warga tuban khususnya Umat islam karena selain untuk menikmati panorama yang ada di sekitarnya,juga merupakan tempat untuk berziarah,dan selain itu kita juga bisa membeli segala peralatan sholat disana

C. AIR TERJUN NGLIRIP

Tempat ini merupakan tempat wisata di tuban yang berada di kecamatan singgahan lokasinya yang dekat hutan dan memiliki pemandangan yang luar biasa indahnya menjadi daya tarik tersendiri di air terjun nglirip ini,selain itu di sini juga tidak di pungut biaya alias gratisssss.

D. MASJID AGUNG TUBAN

Masjid agung merupakan masjid yang terbesar di kabupaten Tuban selain digunakan untuk tempat beribadah juga bisa di gunakan untuk tempat singgah sementara bagi wisatawan dari luar kota,masjid ini lokasinya dekat alon-alon dan berdampingan dengan Makam Sunan Bonang,sehingga sering di sebut ‘Tiga Serangakai’ wisata Tuban.

E. KLENTENG KWAN SING BIO

Di Tuban juga ada Klenteng Kwan Sing Bio,Klenteng tersebut merupakan klenteng terbesar di Asia Tenggara jadi tidak mengherankan jika klenteng tersebut sangat banyak di kunjungi berbagai macam wisatawan,klenteng ini mempunyai keunikan antara lain adalah simbolnya,dimana umumnya simbol klenteng itu naga tapi klenteng Kwan Sing bio justru mempunyai simbol Kepiting,lokasinya yang menhadap ke laut juga mempunyai daya tarik tersendiri.

F. PEMANDIAN BEKTIHARJO

Bektiharjo merupakan salah satu wisata yang terletak di kecamatan semanding tuban,tempat ini banyak di minati oleh para remaja yang ada di wilayah tuban bahkan sampai di luar tuban karena selain digunakan sebagai tempat refreshing juga sebagai tempat Untuk pacaran,dan bektiharjo juga memiliki tempat pemandian yang cukup besar,mulai dari anak-anak sampai orang yang udah bau tanah atau alias udah kakek-kakek bisa kesana.

G. GOA NGERONG

Goa ngerong merupakan wisata yang terletak di kecamatan rengel alias tempat yang cukup tinggi dari kabupaten tuban tapi meskipun lokasinya agak tinggi kecamatan ini sering terkena banjir(Menurut teman kami rIski Toha),kadang – kadang wista ini sepi karena terhalang banjir,meskipun begitu tempat ini masih Eksis untuk menarik para wisatawan karena pemandanganya yang sangat indah(Tapi berhati-hatilah konon kalau ada seseorang yang mengambil ikan dari sana akan terkena kutukan 100tahun atau bisa-bisa anda Turex alias tidak laku kawin.

Category List

MARDIYAN RONGGOLAWE. Diberdayakan oleh Blogger.
PEMERINTAHAN

Kabupaten Tuban terdiri dari 19 kecamatan yaitu: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Widang Sedangkan Kota Tuban sendiri terdiri dari 17 kelurahan yaitu :Doromukti, Sidorejo, Kingking, Kebonsari, Mondokan, Latsari, Sidomulyo, Karang Sari, Ronggomulyo, Baturetno, Sukolilo, Perbon, Sendangharjo, Kutorejo, Karang, Gedongombo, Panyuran

WISATA DAN CINDERAMATA

Di kota Tuban kita bisa mengunjungi beberapa obyek wisata, di antaranya Gua Akbar, Masjid Agung, Makam Sunan Bonang,Ngerong Rengel, Pemandian Bektiharjo, Air Panas Prataan, Air Terjun Nglirip,Goa Suci,Makam Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi dan Pantai Boom. Cenderamata khas yang bisa dibeli adalah kain tenun (batikgedog) dengan motif yang sangat khas. Motif khas ini juga bisa kita temui dalam bentuk kaos, baju wanita, dan selendang. Disamping itu ada juga cinderamata berupa miniatur tempat berjualan Legen (minuman khas tuban) yang disebut "ONGKEK". Bentuknya seperti tempat berjualan Soto tetapi terbuat dari bambu. Miniatur ini banyak dijual di toko yang menjual oleh-oleh khas Tuban. Selain itu, Tuban juga terkenal sebagai kota Tuak (atau toak dalam bahasa lokal). Tuak adalah cairan (legen)dari tandan buah pohon lontar (masyarakat menyebutnya uwit bogor) yang difermentasikan sehingga sedikit memabukkan karena mengandung alkohol. Sedianya legen dibuat menjadi gula jawa, atau dapat juga langsung diminum sebagai minuman yang menyegarkan dan tentu saja, tidak memabukkan, selain itu buah dari pohon lontar (ental atau siwalan ) ini juga bisa dimakan dan berasa manis serta kenyal.

ASAL-USUL

Kota Tuban memiliki asal usul dalam beberapa versi yaitu yang pertama disebut sebagai TU BAN yang berarti waTU tiBAN (batu yang jatuh dari langit) yaitu batu pusaka yang dibawa oleh sepasang burung dari Majapahit menuju Demak, dan ketika batu tersebut sampai di atas Kota Tuban, batu tersebut jatuh dan dinamakan Tuban. Adapun versi yang kedua yaitu berarti meTU BANyu berarti keluar air, yaitu peristiwa ketika Raden Dandang Wacana (Kyai Gede Papringan) atau Bupati Pertama Tuban yang membuka Hutan Papringan dan anehnya, ketika pembukaan hutan tersebut keluar air yang sangat deras. Hal ini juga berkaitan dengan adanya sumur tua yang dangkal tapi airnya melimpah, dan anehnya sumur tersebut dekat sekali dengan pantai tapi airnya sangat tawar. Ada juga versi ketiga yaitu TUBAN berasal dari kata 'Tubo' atau Racun yang artinya sama dengan nama kecamatan di Tuban yaitu Jenu.

GEOGRAFI

Luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km2. Letak astronomi Kabupaten Tuban pada koordinat 111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o 18' LS. Panjang wilayah pantai 65 km. Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban bekisar antara 0 - 500 mdpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban beriklim kering dengan kondisi bervariasi dari agak kering sampai sangat kering yang berada di 19 kecamatan, sedangkan yang beriklim agak basah berada pada 1 kecamatan. Kabupaten Tuban berada pada jalur pantura dan pada deretan pegunungan Kapur Utara. Pegunungan Kapur Utara di Tuban terbentang dari Kecamatan Jatirogo sampai Kecamatan Widang, dan dari Kecamatan Merakurak sampai Kecamatan Soko. Sedangkan wilayah laut, terbentang antara 5 Kecamatan, yakni Kecamatan Bancar, Kecamatan Tambakboyo, Kecamatan Jenu, Kecamatan Tuban dan Kecamatan Palang. Kabupaten Tuban berada pada ujung Utara dan bagian Barat Jawa Timur yang berada langsung di Perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah atau antara Kabupaten Tuban dan Kabupaten Rembang.Tuban memiliki titik terendah, yakni 0 m dpl yang berada di Jalur Pantura dan titik tertinggi 500 m yang berada di Kecamatan Grabagan. Tuban juga dilalui oleh Sungai Bengawan Solo yang mengalir dari Gresik menuju Solo

SUKU BUDAYA

Tuban mayoritas Suku Budayanya adalah Suku Jawa dan minoritas diantaranya adalah suku lain, seperti suku Madura, suku cina, suku Kalimantan, dll. Kebudayaan asli Tuban beragam, salah satunya adalah sandur. Budaya lainnya adalah Reog yang banyak ditemui di Kecamatan Jatirogo.

PENDIDIKAN

Kualitas Pendidikan di Tuban tergolong sangat baik. Terbukti dengan adanya 3 sekolah yang bertaraf internasional, antara lain, SMP Negeri 1 Tuban, SMA Negeri 1 Tuban, dan SMK Negeri 1 Tuban,SMP Negeri 3 Tuban serta puluhan SMP dan SMA yang bertaraf Nasional. Menurut rencana, ada 1 SD yang akan bertaraf internasional, yakni SD Negeri 1 Kebonsari dan 2 SMP, yakni , SMP Negeri 5 Tuban, dan SMP Negeri 1 Rengel. Berbagai event lomba di juarai oleh pelajar Tuban. Banyak diantaranya adalah sekolah yang berkecimpung dalam dunia Karya Ilmiah Remaja, diantaranya adalah MTsN Tuban, SMP Negeri 1 Tuban, SMP Negeri 3 Tuban, SMP Negeri 4 Tuban, SMP Negeri 6 Tuban, SMP Negeri 7 Tuban, SMP Negeri 1 Rengel, SMP Negeri 1 Jenu, SMP Negeri 1 Jatirogo, SMP Negeri 1 Singgahan,SMA Negeri 3 Tuban,SMA Negeri 1 Tuban, SMA Negeri 2 Tuban, MAN TUBAN, dll. Selain Universitas Sunan Bonang ada institut pendidikan tinggi baru, yaitu Universitas Ronggolawe, yang pada awalnya dikenal sebagai IKIP PGRI TUBAN di Jalan Manunggal. Jurusan bahasa Inggris dari institut ini telah kerjasama dengan sebuah organisasi sukarela Inggris yang bernama Voluntary Service Overseas sejak tahun 1989. Setelah tiga sukarelawan, organisasi lain, yaitu Volunteers in Asia yang berasal dari Amerika Serikat meneruskan tradisi ini dengan mengekspos mahasisiwa serta dosen yang kurang sempat berlatih bahasa sehari-hari. Ketua jurusan Bapak Agus Wardhono telah menjadi doktor (S-3) dalam bidang Linguistik Inggris di Universitas Negeri Surabaya.

DAERAH VITAL KOTA TUBAN

Sebagai Kabupaten, Tuban memiliki tempat penting seperti Kantor Bupati Tuban, Pendopo Kridho Manunggal (yang pernah dirusak dan dibakar massa), Kantor DPRD, Masjid Agung Tuban, GOR Rangga Jaya Anoraga, dll.

TUBAN TEMPOE DOELOE

Pemerintahan Kabupaten Tuban ada sejak tahun 1293 atau sejak pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahannya dulu adalah di Desa Prunggahan Kulon kecamatan Semanding dan kota Tuban yang sekarang dulunya adalah Pelabuhan karena dulu Tuban merupakan armada Laut yang sangat kuat. Asal nama Tuban sudah ada sejak pemerintahan Bupati Pertama yakni Raden Dandang Wacana. Namun, pencetusan tanggal harijadi Tuban berdasarkan peringatan diangkatnya Raden Haryo Ronggolawe pada 12 November 1293. Tuban dulunya adalah tempat yang paling penting dalam masa Kerajaan Majapahit karena memiliki armada laut yang sangat kuat.

TUBAN PADA MASA PENYEBARAN AGAMA ISLAM

Tuban tidak hanya menjadi tempat penting pada masa Kerajaan Majapahit, namun Tuban juga menjadi tempat penting pada masa penyebaran Agama Islam. Hal tersebut dikarenakan Tuban berada di pesisir Utara Jawa yang menjadi pusat Perdagangan arab, dll yang sedang menyebarkan Agama Islam. Hal ini juga berkaitan dengan kisah Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah putra dari Bupati Tuban VIII Raden Tumenggung Haryo Wilotikto. Sunan Kalijaga dikenal sebagai Brandal Loka Jaya, karena sebelum jadi Wali Sunan Kalijaga adalah brandal (preman) yang suka mencuri hasil kekayaan Kadipaten Tuban. Namun, hasil curian tersebut untuk para Fakir Miskin. Lama-kelamaan, perbuatan tersebut diketahui oleh ayahanda Sunan Kalijaga dan diusir dari Kadipaten Tuban. Dalam pengasingannya, Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga) bertemu dengan Sunan Bonang. Sunan Bonang memiliki Tongkat emas yang membuat Raden Syahid menjadi ingin memiliki tongkat tersebut. Sesaat kemudian, Sunan Kalijaga merebut tongkat emas dan Sunan Bonang jatuh tersungkur. Sunan Bonang menangis dan Sunan Kalijaga merasa iba. Akhirnya Sunan Kalijaga mengembalikan Tongkat Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga bertanya bagian mana yang membuat beliau kesakitan. Namun, Sunan Bonang menangis bukan karena kesakitan, tapi beliau menangis karena memutuskan rumput dan beliau berkata bahwa beliau merasa kasihan karena rumput yang tidak bersalah harus mati tercabut karena kesalahan beliau. Sesaat kemudian, beliau menancapkan Tongkat di Pesisir dan menyemburkan air. Tempat tersebut dinamai Sumur Srumbung. Setelah itu, Sunan Bonang menunjukkan Buah Aren yang berwarna emas. Raden Syahidpun tergoda dan memanjat pohon aren tersebut, tapi sebuah aren menimpa kepala beliau dan beliaupun pingsan. Setelah sadar, Raden Syahid diajak Sunan Bonang menuju Sungai di daerah Sekardadi Kecamatan Jenu. Di sana, beliau menjaga tongkat Sunan Bonang yang ditancapkan pada sebuah batu. Anehnya, beliau tertidur selama 2 tahun. setelah sadar, Raden Syahid diberi pakaian dhalang oleh Sunan Bonang dan di Juluki Sunan Kalijaga, maksudnya Kali dalam bahasa Indonesia berarti sungai, dan Jaga dimaksudkan karena sudah menjaga tongkat Sunan Bonang.

TUBAN PADA MASA PENJAJAHAN

Perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah sangatlah gigih. Dengan bersenjatakan Bambu Runcing, mereka melawan penjajah. Namun, strategi masyarakat Tuban adalah dengan menggunakan Tuak, maksudnya, Penjajah disuguhi minuman memabukkan tersebut. Ketika mereka sudah tidak sadarkan diri, mereka menyerang dan menghancurkan pos dan benteng pertahanan penjajah.

TUBAN MASA KINI

Seiring kemajuan zaman, Tuban sekarang tidak sepenting dulu. Tuban sekarang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat Indonesia, padahal Tuban mengandung nilai sejarah tinggi dan besar peran serta perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah itu sudah mulai luntur dalam dunia pemerintahan Indonesia saat ini.

Tuban Merupakan Kota Semen pada masa sekarang, Semen Gresik yang terkenal besar di Indonesia pada masa sekarang juga beroperasi dan mendirikan pabrik di daerah Tuban. Selain itu di Tuban juga terdapat beberapa industri skala internasional, terutama dibidang Oil & Gas. Perusahaan yang beroperasi di Tuban antaralain PETROCHINA (di kecamatan Soko) yang menghasilkan minyak mentah, serta ada juga PT. TPPI & PERTAMINA TTU (di kecamatan Jenu)

Untuk pendidikan Tuban tidak kalah dengan daerah lain dipulau jawa, sudah sangat sedikit masyarakat Tuban yang buta huruf bahkan tinggal seberapa persennya, untuk pendidikan rata-rata masyarakat sudah mencapai pendidikan SMA.

H. MUSEUM KAMBANG PUTIH

Museum kambang Putih merupakan satu-satunya museum yang berada di kabupaten tuban,Lokasinya yang sangat strategis alias di tengah kota Tuban lebih tepatnya lagi bersebelahan dengan alon-alon,masjid agung,dan makam sunan bonang cukup ramai di kunjungi penduduk setempat dan juga wisatawan dari luar kota,di museum kambang putih kita akan menemukan sejarah-sejarah jaman dahulu yang berada di Kabupaten Tuban.

Ads 468x60px

  • Code Test

    Suspendisse neque tellus, malesuada in, facilisis et, adipiscing sit amet, risus. Sed egestas. Quisque mauris. Duis id ligula. Nunc quis tortor. In hendrerit, quam vitae mattis...

Bookmark Us

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Featured Posts Coolbthemes

Search Box

 
© Copyright 2010-2011 apakabartuban All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.