![]() |
Prosesi dan ritual siraman di Sendang Bektiharjo. |
Ritual siraman yang menjadi agenda tahunan Dinas Perokonomian dan Pariwisata ini dibuka Wakil Bupati Tuban Ir Noor Nahar Husein diikuti 232 peserta yang terdiri dari 58 orang penabuh gamelan, 94 waranggono (perempuan penari tayub) serta 80 orang pria yang berkecimpung dalam dunia seni tradisioanal di Kabupaten Tuban.
Dalam sambutannya, Wabup Tuban menyampaikan, bahwa tradisi khas Tuban harus dipertahankan hingga tidak akan tergerus dengan budaya yang bisa merusak khas budaya tuban.
“Ini adalah seni budaya khas Tuban dan harus kita pertahankan. Kami atas nama pemerintah daerah akan berusaha melakukan pembinaan, sehingga keberadaan budaya Tuban akan tetap berjalan dan tidak akan hilang sepanjang sejarah,” ujarnya.
Hal yang sama dikatakan Kepala Dinas Perekonomian dan Pariwisata Tuban, Ir Budi Wiyana. Ia mengatakan, inti prosesi merupakan sebuah penyucian diri para seniman dan penari tayub.
“Agar selama menjalankan profesinya, mereka tidak banyak godaan, jadi ya harus diikuti karena prosesi siraman ini sudah menjadi adat,” kata Budi di lokasi acara.
Salah satu peserta prosesi siraman, Indra Rukmana kepada wartawan mengaku senang adanya kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk kepedulian atas budaya di Kabupaten Tuban.
“Saya sangat senang karena untuk melesatarikan budaya seni Tayub. Percaya tidak percaya, bahwa air di sendang ini adalah air yang sakral, yang bisa mensucikan diri kita hingga seperti bayi yang baru lahir. Kalau soal penglarisan, itu tergantung kepercayaan pribadi masing–masing,” ujarnya. (jbc11/jbc2/jurnalberita.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave Your Comment. Thanks