Pages

Pages

Pages

Jumat, 11 November 2011

Program Listrik Masuk Dusun, PLN Distribusi Jatim Turunkan Tim ke Tuban

Arkad Matulu.
Tuban – Menyangkut keluhan 20 kepala keluarga (KK) dua dusun di Desa Lajolor, Kecamatan Singgahan Tuban, yang sudah puluhan tahun belum peroleh layanan listrik, PLN Distribusi Jawa Timur dalam beberapa hari belakangan ini PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur telah menurunkan tim survei ke Tuban.

DM Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jawa Timur, Arkad Matulu, menyatakan keinginan warga di Kecamatan Singgahan untuk mendapat aliran istrik akan segera terwujud.

“Kami telah menurunkan tim survei ke Tuban. Untuk selanjutnya akan kita lakukan koordinasi dengan pemkab setempat. Yang jelas, sesuai dengan tekad PLN seluruh lapisan masyarakat harus peroleh listrik. Meski berada jauh di pelosok sekali pun,” kata Arkad Matulu.

Sehingga, sebut Arkad, warga tidak lagi bergelap-gelap lagi jika malam tiba. Anak-anak sebagai generasi masa depan juga bisa belajar dengan nyaman.

Seperti diberitakan sebelumnya, sudah sejak puluhan tahun ini, sejumlah 20 kepala keluarga (KK) dua dusun di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yakni Dusun Jarak dan Dusun Ngaglik, Desa Lajulor, Kecamatan Singgahan, belum pernah menikmati aliran listrik dari PLN.

Karenanya, semua aktifitas sehari-hari masih harus dilakukan dengan cara manual. Sementara, banyak orang lainnya telah menikmatinya.

“Sejak ada program listrik masuk desa kamu belum pernah menikmatinya. Padahal, jarak pemukiman kami dengan tiang PLN yang ada hanya sekitar 600 meter saja,” kata Jadi, juru bicara warga dua dusun tersebut.

Sudah pasti pula, dua dusun yang berada di seputaran hutan jati ini, sejak puluhan tahun lalu pada malam hari gelap gulita akibat belum terjangkau jaringan listrik dari PLN.

”Kami sangat berharap wilayah kami bisa menikmati penerangan listrik dari PLN. Saat ini warga menggunakan penerangan dengan lampu tempel,” tutur Jadi.

Kondisi tersebut juga menyebabkan rawan kebakaran karena warga menggunakan lampu tempel sebagai penerang rumah. Disamping itu, harga minyak tanah yang mencapai sekitar Rp 10 ribu per liter dirasa cukup berat.

Sejumlah warga lainnya menyatakan, penerangan listrik untuk keperluan rumah tangga sangat penting, selain kenyamanan juga memudahkan akses informasi melalui media elektronik.

Jika tidak ada jaringan listrik, tutur mereka, warga kesulitan untuk bisa mendapatkan informasi lewat televisi. (maiwanews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave Your Comment. Thanks