WARGA Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban, menggelar pesta unik setiap mengawali sebuah hajatan. Tradisi tabuh lesung ini merupakan tradisi turun temurun dan ditujukan sebagai pengumuman atau woro-woro ke para tetangga. Selain itu, tradisi ini dipercaya agar hajatan yang digelar berjalan dengan lancer.
Jika selama ini menabuh lesung hanya dilaksanakan saat panen, namun di Tuban, tradisi ini juga dilakukan untuk mengawali sebuah acara hajatan.
Lesung yang biasanya digunakan petani untuk menumbuk padi ini, berubah menjadi alat musik yang merdu didengar. Bahkan suara lesung ini bisa di dengar dari jarak yang cukup jauh.
Sebagai tradisi, dengan adanya tabuh lesung ini maka masyarakat sekitar akan segera mengetahui jika ada warga yang tengah melaksanakan hajatan.
Bahkan tabuhan lesung ini memiliki irama yang bervariasi. Variasi irama tabuh lesung ini dimainkan secara berurutan, mulai dari kontang, jangan kentang, jiduran, ngalilit, petuk, dan beberapa jenis irama lainnya.
Menurut pemilik hajat, Sutono, tradisi tabuh lesung ini merupakan warisan leluhur sejak ratusan tahun lalu. Bahkan secara turun-temurun, tradisi ini diupayakan untuk tetap lestari.
Selain sebagai awal acara hajatan, tradisi tabuh lesung ini dilaksanakan untuk mengiringi proses pembuatan jenang. Jenang yang dibuat sejak awal hajatan ini dibuat untuk dibagikan ke seluruh warga desa.
Iringan tabuh lesung ini dipercaya mampu memperlancar proses pembuatan jenang dan acara hajatan yang dilaksanakan. (Cak Yus Ronggolawe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave Your Comment. Thanks