CUACA tak bersahabat membayang-bayangi masyarakat Jawa Timur. Di sejumlah daerah,angin puting beliung mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas umum.Ratusan rumah porak-poranda diterjang angin dengan kecepatan tinggi.
Warga pun diliputi kekhawatiran adanya angin puting beliung susulan. Keganasan angin puting beliung menyapu hampir semua daerah di Jawa Timur. Daerah itu meliputi Bangkalan, Jember, Situbondo,Kota Malang, Kota Batu,Tuban, dan sejumlah daerah lain. Belum bisa dipastikan jumlah kerugian akibat angin yang bertiup mencapai 70 kilometer (km)/jam itu. Di Kota Batu, angin menerjang kawasan sekitar lereng Gunung Panderman. Akibatnya, banyak ranting dan batang pohon yang menimpa rumah warga.
Tak hanya itu,satu rumah dinas guru di SDN Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji hancur di bagian atap setelah tertimpa pohon. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mencatat lima rumah warga rusak berat karena tertimpa pohon setelah diterjang angin.Dua buah menara pemancar stasiun TV lokal milik DhammaTVdan CRTVdi Dusun Dresel patah menjadi dua.
Ganasnya badai angin kencang itu pun merobohkan sebuah papan reklame di Alunalun Kota Batu. Selain itu, angin kencang yang disertai hujan gerimis itu juga merobohkan ujung menara Masjid At-Taqwa di Jalan Diponegoro, Kota Batu.Ratusan rumah penduduk di wilayah Kecamatan Batu dan Bumiaji atapnya hancur disapu angin. Menurut Sigit, manager operasional Dhamma TV, pihaknya tidak menduga jika tower stasiun TV bisa sampai patah. Tower Dhamma TV tergolong baru karena dibangun tahun 2007.
“Kita sendiri tidak mengetahui kenapa bisa patah.Yang jelas kami tetap berusaha Dhamma TV tetap bisa mengudara,”jelasnya. Rianto,Kepala Dusun (Kasun) Dresel mengatakan, posisi perkampungan penduduk di dusunnya terletak dibawah kaki gunung Panderman. Sehingga tiupan anginnya sangat terasa sekali kencangnya. “Didusun Dresel terdapat 12 tower pemancar statiun TV, radio dan provider HP.Kalau anginnya masih bertiup kencang seperti sekarang ini.
Kami khawatir akan ada tower lain yang roboh. Padahal posisi tower berdekatan dengan rumah penduduk,” ucap Rianto. Rahmatullah Aji,Kasi Observasi dan informasi BMG Karangploso menyatakan, angin kencang yang bertiup di wilayah Malang Raya lantaran dipicu oleh tekanan rendah di wilayah Samudra Hindia. Pada kondisi seperti sekarang ini tidak berpotensi menimbulkan hujan lebat.Tetapi sebaliknya setelah tiupan angin kencang selesai. Maka potensi hujan lebat sangat tinggi.
“Prediksi kita tiupan angin kencang ini berlangsung selama seminggu. Jadi masyarakat harus tetap waspada.Kecepatan anginnya antara 60-70 km per jam,”ujar Rahmatullah. Selain di wilayah Kota Batu,tiga rumah penduduk dan satu kandang ayam di Kecamatan Ngajum,Kabupaten Malang ludes diterjang angin lesus, sekitar pukul 09.00. Rumah warga yang hancur yakni milik Suliani,Wisiono dan Mbok Banten serta kandang ayam milik Sarini.
Kemudian tiga siswa SMP Islam, Kecamatan Karangploso yakni Devi Ismawati, Vibin Avianti dan Siska Wahyu tertimpa papan reklame di depan Balai Desa Ngijo. Kaki kakan Devi patah sehingga harus dirawat di RSSA Malang. Sedangkan dua temannya hanya luka ringan dan dirawat di rumahnya di Dusun Leses, DesaNgijo, Kecamatan Karangploso.
Wali kota Batu, Eddy Rumpoko menegaskan,sudah menyiapkan dana tanggap darurat Rp 1 miliar untuk membantu korban bencana alam itu.“Petugas BPBD Kota Batu sedang melakukan pendataan di lapangan. Yang jelas akibat angin kencang ini penduduk Kota Batu sudah mengalami kerugian ratusan juta rupiah . Pemerintah pasti akan membantu para korban itu,” tegas Eddy Rumpoko. Sapuan angin puting beliung juga melukai wartawan RRI yang bertugas di Batu,Awang.
Bahu kanannya patah karena tertimpa ranting pohon saat hendak pulang ke kantornya di Jalan Candi Panggung,Kota Malang. Hingga kemarin sore Awang menjalani perawatan intensif di RS Hasta Brata,Kota Batu. Selain melukai reporter RRI,Adrianto, warga Dusun Dresel, Desa Oro Oro Ombo, juga mengalami patah tulang. Dia terjatuh dari atap rumahnya waktu ingin membetulkan genteng rumahnya yang porak-poranda diterjang angin.
Bandi, 45,warga RT 3/9, Dusun Dresel,Desa Oro Oro Ombo bercerita, dia baru mengetahui bahwa rumahnya hancur sekitar pukul 08.30 WIB.Waktu itu dia baru pulang dari Pasar Batu untuk belanja.“Tadi pagi belum ada tanda-tanda ada pohon yang akan roboh.Waktu saya masih di pasar,diberi tahu tetangga bahwa rumah saya sudah rusak karena tertimpa pohon galitus,”urai Bandi. Masih untung saat angin mengamuk, istri dan keluarga lainnya sedang ada di bagian belakang rumah.
Jadi saat rumah bagian depan roboh, mereka selamat.“Istri dan mertua saya, Bu Warti, sedang di dapur mempersiapkan masakan. Ibu saya sampai sekarang masih shockkarena mengetahui rumahnya hancur,” ungkap Bandi. Sementara itu, di Kabupaten Tuban angin puting beliung juga mengamuk dan mengakibatkan 5 rumah roboh dan 145 rumah rusak berat. Masih untung tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.Namun,kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Angin kencang disertai hujan deras itu melanda Desa Beji,Tasikharjo, dan Socorejo,Kecamatan Jenu.
Kuatnya sapuan angin membuat apa saja yang dilaluinya porak-poranda. Keganasan angin juga merobohkan pohon-pohon besar dan merusak fasilitas umum. Hingga siang kemarin warga masih berlindung di lokasi yang aman dan belum berani memperbaiki rumah mereka yang roboh atau rusak berat. Menurut Kapolsek Jenu AKP Murni,angin kencang disertai hujan deras itu mulai menerjang kawasan Kecamatan Jenu,Kabupaten Tuban, sejak Rabu (12/1) sekitar pukul 05.00 WIB.
“Belum ada laporan korban jiwa.Namun,sedikitnya tiga desa yang tersapu angin,”tuturnya. Dari data sementara, angin puting beliung menerjang Desa Beji, Tasikharjo, dan Socorejo. Rinciannya, untuk Desa Beji terdapat 1 rumah roboh dan 25 rumah rusak. Di Desa Tasikharjo dilaporkan ada 4 rumah roboh dan 22 rumah rusak berat. Terakhir, untuk Desa Socorejo, tercatat 100 rumah rusak berat. Rata- rata rumah warga rusak berat pada bagian atapnya.
Genteng berhamburan dan berserakan di tanah. Sementara dinding dari kayu jati atau sasak jebol. Murni mengatakan, jumlah rumah warga yang roboh atau rusak berat kemungkinan bertambah. Sebab, sejumlah desa belum memberikan laporan. Ini termasuk di Desa Mentoro yang berlokasi di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Awar-awar. “Kami masih menunggu data lengkapnya berikut jumlah kerugian materi yang ditimbulkan.Sebab, sejumlah aparat terkait masih melakukan pendataan,”tandasnya.
Di Kabupaten Tuban, sebuah tower telepon selular yang berada di Desa Pabean, Kecamatan Tambakboyo, Tuban, Jatim, Rabu roboh diterjang angin kencang dan menimpa bangunan gedung SMP Al Islam 45 di desa setempat. “Kejadian angin kencang terjadi pagi sekitar pukul 05.00 WIB,” kata anggota Polsek Tambakboyo, Tuban,Aipda Imam Isnanto.
Tower yang roboh tersebut, hingga kemarin sore belum diperbaiki. Lokasi sekolahan yang tertimpa tower yaitu gedung perpustakaan, ruang guru dan ruang koperasi mengalami kerusakan yang cukup parah. Akibatnya,kegiatan proses belajar mengajar,dihentikan sementara. Menurut Kepala Sekolah SMP Al Islam 45,Wasiat,kerugian akibat rusaknya sejumlah bangunan sekolahan tersebut, mencapai Rp600 juta lebih.
Sementara ini, pihak sekolah masih melakukan inventaris secara rinci, daftar kerusakan akibat tertimpa tower telepon selular. Sementara itu, meski tidak ada hujan,angin puting beliung juga menerjang kawasan Kabupaten Jember, Situbondo dan Lumajang.Di Kabupaten Jember angin kencang itu menerjang kawasan perkebunan tepatnya di Dusun Widodaren Desa Badean Kecamatan Bangsalsari.
Di sana ratusan pohon karet dan sengon tumbang. Selain itu angin juga memporak-porandakan gedung pertemuan dan atap pabrik pengolahan karet dan kopi Perbenunan Widodaren milik PT LDO Group. Sementara di Lumajang, tepatnya di di jalan raya Lumajang-Jember dan Kecamatan Randuagung,angin kencang itu juga membuat ratusan pohon sengon tumbang. Bahkan, pohon sloben juga ada yang menimpa truk tanpa muatan hingga rusak. Menurut salah seorang karyawan PT LDO, Suwignyo, angin lesus itu menerjang kemarin sore.
“Angin sangat kencang sekali.Bahkan lampu PLN padam karena ada kabel yang putus setelah kayu roboh dan menimpa jaringan utama, warga banyak yang ketakutan,”kata Suwignyo. Selain itu, puluhan rumah dinas karyawan pabrik karet dan kopi mengalami kerusakan pada bagian atap.Tidak hanya itu,kondisi pabrik pengolahan karet dan kopi pada bagian atap juga mengalami kerusakan karena beberapa lembar atap seng beterbangan.
Sementara Sekretaris Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Edi Budi Susilo langsung berkoordinasi dengan pihak camat yang lokasinya terkena bencana puting beliung.“Kita sudah kontak dengan camat untuk mengatasi itu. Sampai saat ini tidak ada korban jiwa,namun kerusakan terjadi pada tanaman pohon dan beberapa rumah serta gedung pabrik,”katanya. Angin puting beliung juga menerjang Kabupaten Situbondo.
Disana terdapat tiga kecamatan yang disapu angin puting beliung yakni Mangaran, Jatibening dan Sumber Malang. Angin lesus itu merusak 57 rumah warga karena tetimpa pohon tumbang. Akibat angin ini, kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso Malang, Rahmatulloh Adji menyebutkan tiupan angin memiliki kecepatan lebih dari 30 km/jam.
“Tiupan angin kencang ini dipicu oleh adanya tekanan udara rendah di selatan Samudera Hindia. Tiupan angin juga membawa material hujan,sehingga warga masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan,”ujarnya. Dia memperkirakan tiupan angin kencanginiakanterjadiantara3-5hari ke depan. Selain di daratan, tiupan angin kencang juga terjadi di laut, sehingga memicu kenaikan tinggi gelombang laut hingga mencapai 4 meter yang tentunya sangat membahayakan bagi nelayan yang melaut.
Sementara itu di Kabupaten Sumenep, pasca terjangan angin puting beliung menerima banyak laporan tentang kerusakan bangunan milik warga setempat. Kabid Bantuan Sosial Dinas Sosial Sumenep, Arif Santoso, menjelaskan, pihaknya menerima laporan kerusakan rumah maupun kandang sapi milik warga akibat diterjang angin kencang pukul 04.00 WIB. “Sejak pagi-siang,kami terus menerima laporan secara lisan melalui telepon genggam,baik dari perangkat desa maupun camat, terkait angin kencang yang merusak rumah warga,” katanya.
Untuk sementara sesuai laporan yang diterimanya, angin kencang tersebut merusak sejumlah bangunan milik warga di beberapa desa di tujuh kecamatan yakni Lenteng,Talango, Rubaru, Dungkek, Batang Batang,Manding,dan Ganding.“Namun, ada kemungkinan angin kencang tersebut merusak aset milik warga di luar tujuh kecamatan itu.Kami masih berada di lapangan,”ujarnya.
Arif mengemukakan,dia dan sejumlah stafnya bersama anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumenep berbagi tugas mendata kerusakan aset milik warga akibat angin kencang yang terjadi pada Rabu pagi. (Maman AS/ M Roqib/P Juliatmoko/ant/foto:ari/dan/ist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave Your Comment. Thanks