Pages

Pages

Pages

Senin, 25 Juli 2011

Bongkar Makam di Sunan Bonang, Ditemukan Dua Jenazah Utuh

Makam Sukran dan Muzakir di areal makam Sunan Bonang di Tuban, Jawa Timur. Ketika dipindah untuk perluasan makam, jenazah mereka masih dalam keadaan utuh.


TUBAN - Renovasi dan perluasan makam Sunan Bonang di Tuban menyisakan peristiwa langka. Saat beberapa makam dibongkar, ternyata ada dua jenazah utuh.

Di sekitar makam Sunan Bonang memang terdapat banyak makam kiai atau masyarakat luas. Karena perluasan membutuhkan lahan, maka beberapa makam di dekat makam Sunan Bonang dipindahkan.

"Ternyata ada dua jenazah yang kondisinya masih utuh. Dua jenazah itu atas nama Muzakir dan Sukran," kata salah satu juru kunci makam Sunan Bonang, Abdul Muchith.

"Ya, kami tak tahu kenapa bisa begitu. Tapi, biasanya orang suci jenazahnya dilindungi Tuhan dan dalam keadaan utuh. Amalan Muzakir memang bagus semasa hidup. Dia adalah guru mengaji," tambahnya.

Utuhnya dua jenazah itu sempat membuat geger masyarakat sekitar. Beberapa peziarah yang mengetahui cerita itu, sering menyempatkan diri mendoakan arwahnya, atau sekadar melihat makamnya yang kini tetap dekat dari makam Sunan Bonang. (kompas.com)

Minggu, 24 Juli 2011

Pabrik SG Tuban IV Beroperasi Akhir Tahun 2011

PABRIK Semen Tuban IV, bakal dioperasikan akhir tahun 2011. Nantinya, pabrik yang bernilai investasi Rp 3,5 triliun itu, bakal menghasilkan semen 2,5 juta ton per tahun.

Direktur Utama PT Semen Gresik (persero) Tbk, Dwi Soetjipto mengatakan dengan beroperasinya Pabrik Semen Tuban IV maka total kapasitas produksi pabrik semen yang berada di Tuban Jatim sebanyak 9-10 juta ton per tahun.

“Dibangunnya pabrik semen yang baru di Tuban, untuk menambah kapasitas produksi perusahaan,” kata Dwi Soetjipto, Minggu (24/7/2011).

Diakui Dwi Soetjipto, pelaksanaan pembangunan Pabrik Semen Tuban IV dikerjakan dengan konsep sewa kelola. Semen Gresik selaku pemilik proyek sebelumnya telah membentuk tim khusus, terkait dengan pelaksanaan pembangunan ini.

Disinggung mengenai konsumsi semen dalam negeri, terkait dengan akan beroperasi Pabrik Semen Tuban IV. Dijelaskan Dwi Soetjipto, diperkirakaan konsumsi semen di tanah air meningkat. Hal ini terkait dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur dan properti.

“Saya prediksi kebutuhan semen akan terus meningkat. Sehingga, banyak kompetitor baru seperti China yang saat ini serius menanamkan investasinya di Indonesia, khususnya di sektor industri semen,” tuturnya.

Banyaknya pemain baru di sektor industri semen, lanjut Dwi Soetjipto, diperkirakan juga pada 2015 produksi semen di tanah air akan over supply. Sebab, pada tahun itu kebutuhan semen hanya sebesar 56 juta ton per tahun.

Akumulasinya, semua produsen tidak hanya Semen Gresik Group (SMGR) menggenjot produksinya sehingga kapasitas produksi membengkak menjadi 70 juta ton per tahun.  “Kapasitas semen dalam negeri kemungkinan over supply bisa saja terjadi mengingat saat ini sudah mulai banyak investor asing melirik Indonesia sebagai home based industri semen,” ujarnya. (surya Online)

Sabtu, 23 Juli 2011

Sunan Bonang, Sengketa Jenazah dan Makam

Beberapa pekerja sedang melakukan pemasangan tiang pancang dalam rangka perluasan makam Sunan Bonang.

TUBAN --  Rebutan atau sengketa mewarnai kisah Sunan Bonang, salah satu anggota Walisongo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Dari cerita masyarakat, jenazahnya sempat diperebutkan. Kini, perluasan makamnya di Tuban juga diwarnai sengketa.

Ada empat versi letak makam Sunan Bonang yang diperkirakan meninggal pada 1525. Empat versi itu adalah di Desa Bonang (Rembang), Pulau Bawean, Desa Singkal (Kediri), dan Tuban.

Konon, menurut cerita yang berkembang di masyarakat, ada salah satu murid Sunan Bonang dari Madura yang ingin membawa jenazahnya ke Madura. Namun, dia hanya bisa membawa kain kafan. Di perjalanan, banyak orang mendengar ada yang membawa jenazah Sunan Bonang dan kemudian memperebutkannya. Kemudian, jenazah atau kain kafan itu dikubur di Tuban.

Saat mengunjungi makam yang berada di Tuban, Jawa Timur, itu, Tim Gowes Jurnalistik: Pantau Jalur Mudik 2011 juga mendengar kisah sengketa. Kali ini, sengketa soal renovasi makam yang dimulai pada 2008 itu.

Diharapkan, renovasi itu selesai pada 2010. Namun, hingga Juli 2011, pembangunan masih berlangsung.

Menurut salah satu juru kunci makam Sunan Bonang, Abdul Muchith, pembangunan ini molor karena beberapa ahli waris protes sebab makam leluhur mereka dipindahkan demi perluasan.

"Namun, sekarang sepertinya sudah diselesaikan. Maka dari itu, pembangunan dilanjutkan kembali," katanya.

Menurut para pekerja renovasi, mereka memperluas area makam menjadi 22 x 22 meter. Area makam sebelumnya hanya 9 x 9 meter. Makam itu akan ditutup atap dengan sembilan tiang yang tingginya sembilan meter.

Makam Sunan Bonang termasuk menjadi tempat tujuan para peziarah yang umumnya beragama Islam. Pada musim mudik, banyak pemudik yang menyempatkan datang ke makam ini. Selain berwisata, mereka juga mendoakan Sunan Bonang.

Masih ada jejak Sunan Bonang yang menyebarkan agama Islam di Tuban. Peninggalan itu berupa masjid dan tempat wudlu dari batu yang sampai sekarang masih ada. (kompas.com)

Rabu, 20 Juli 2011

Tiga Bulan Ini, Warga Tuban Diberi Jatah Raskin ‘Apek’ dan Jamuran

Ilustrasi
WARGA miskin di wilayah Kabupaten Tuban harus lebih bersabar. Beras bantuan program pengentasan kemiskinan yang ditebus Rp 1.600 per kilogramnya berbau ‘apek’. Sehingga warga masih perlu mencampurkan beras yang berkualitas setingkat di atasnya agar layak konsumsi.

“Ya sudah namanya bantuan mau apalagi, diterima saja,” tutur Ny. Darmi, warga Desa
Sugihan Kecamatan Jatirogo.

Bukti menurunnya kualitas beras miskin (raskin) sejak tiga bulan ini, tutur warga, ternyata tidak hanya itu. Selain warnanya yang sudah tidak putih cerah dan bentuknya juga tidak utuh lagi. Bahkan, informasi dari warga desa lainnya, terlihat sudah seperti berjamur.

“Sudah ngempel-ngempel. Dan menirnya (butiran beras  kecil-kecil) banyak,” tutur warga Desa Wangi kecamatan yang sama.

Salah seorang petugas dari kantor kecamatan yang terlihat ikut menyaksikan proses penurunan beras dari truk mengaku tidak tahu menahu soal turunnya kualitas bahan makanan pokok ini.

“Saya hanya ngecek apakah jumlah beras utuh sampai di tempat,” tutur petugas yang juga mengaku risau munculnya keluhan warga masyarakat soal ini.(jan/LI-07)

Senin, 18 Juli 2011

Bupati Tuban Borong Tuak

TUBAN - Aksi unik dilakukan Bupati Tuban H Fathul Huda untuk menyiapkan warganya menghadapi Bulan Suci Ramadan. Bupati yang baru sebulan dilantik itu mengerahkan aparat kepolisian, TNI dan satpol PP untuk merazia para penjual tuak.

Beda dengan hari-hari biasa, razia tuak kali ini, Sabtu (16/7), tidak merugikan pedagang, karena atas perintah Fathul, tuak itu diganti rugi, sebarapa pun jumlah tuak yang disita. Diduga, akibat razia tuak yang dilakukan malam Minggu ini bakal menyebabkan para penggemar minuman yang diambil dari pohon siwalan ini membatalkan acara minum-minum.

Razia kemarin dilakukan di beberapa penjual yang terdapat di seantero Kabupaten Tuban yang diketahui menyediakan minuman keras tradisional ini. Hasilnya, 482 liter tuak disita aparat. Setelah dihitung berapa liter tuak yang dirampas, para pedagang mendapatkan ganti rugi. Memang tidak banyak yang harus dibayar, karena di Tuban, seliter tuak dijual Rp 200.

“Dalam razia ini, kita mengamankan 482 liter tuwak dari 12 titik lokasi,” ungkap Kapolsek Kota Tuban AKP Yani Susilo usai razia.

Lalu, dari mana uang pengganti rugi itu? Ternyata dana untuk itu dirogoh dari kantong Fathul Huda sendiri. “Sedangkan untuk penjualnya mendapatkan ganti rugi sesuai dengan jumlah barangnya. Dibayar dengan uang pribadi Bupati,” kata Yani.

Namun pemberian ganti rugi itu bukan berarti akan bertindak lebih murah hati lagi dan tidak tegas. Kata AKP Yani, semua pedagang yang kena razia itu dilarang menjual tuak lagi, khususnya selama Ramadan yang dimulai akhir bulan ini.

“Razia ini memang tujuannya untuk memberi peringatan kepada para penjual towak supaya tidak berjualan selama bulan Ramadhan. Ini demi menjaga situasi kondusif selama puasa. Kalau sudah mendapat peringatan dan mereka tetap berjualan, maka kita akan menindak tegas,” imbuh kapolsek.

Terpisah, Agus Riza Habibi, pengasuh Pondok Pesantren As Shomadiyah ketika diminta komentarnya terkait razia model baru ala Bupati Huda ini menyampaikan bahwa dirinya sangat mendukung upaya-upaya memberantas peredaran minuman keras di Tuban.

“Dengan diberi ganti rugi seperti itu, saya juga sangat mendukung. Dengan demikian, pedagang tidak merasa dirugikan meski telah terkena razia. Apalagi, para pedagang towak itu rata-rata adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah,” kata Riza.

Namun, pihanya berharap supaya Bupati baru tidak hanya membersihkan para pedagang, melainkan juga produsennya. “Tuak kan dari pohon Siwalan, mestinya bisa diberi sosialisasi kepada semua warga supaya tidak memanfaatkan pohon tersebut guna memproduksi tuak, tapi mengoptimalkan buah siwalan dan legen yang jelas tidak memabukkan,” kata pria yang akrab dipanggil Gus Riza itu.

Dan selain membersihkan penjualan tuak, pihaknya sangat berharap Bupati baru bisa dengan tegas mengambil kebijakan untuk menertibkan semua tempat-tempat maksiat yang ada. Seperti banyaknya tempat-tempat hiburan dan warung-warung yang terkenal sebagai pusat peredaran minuman keras lain yang lebih mahal dan berbahaya. Jika terhadap tempat-tempat tersebut Bupati bersedia mengeluarkan uang pribadinya untuk memberi ganti rugi, tentunya butuh ratusan juta rupiah.

Tak kalah penting, bagi Guz Riza, secepatnya menindak tempat-tempat prostitusi yang ada di Tuban. Pasalnya, selain peredaran minuman keras, di tempat-tempat itu juga menyediakan layanan mesum yang sudah sangat membahayakan.

“Artinya, kalau memang mau bersih-bersih, jangan hanya yang kecil saja. Tapi, harus semua lini diperhantikan dan dibersihkan,” harapnya. (ufi/surya.co.id)

Jumat, 15 Juli 2011

Jatim akan Bangun Dua Jalan Tol Baru, Gresik-Tuban, Sidoarjo-Pasuruan

PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur menawarkan kepada investor Cina untuk membangun dua jalan tol baru di wilayahnya. Dua tol tersebut akan menghubungkan Gresik-Tuban dan Gempol (Sidoarjo)-Pasuruan.

“Ada tiga perusahaan dari Cina yang berminat mengembangkan infrastruktur di bidang kereta api dan jalan tol, “ ungkap Kepala Badan Penanaman Modal Pemerintah Provinsi Jatim, Warno Harisasono, Kamis (14/7).

Menurut Warno, ketiga investor dari Cina tersebut masih menjajaki kerjasama dalam pembangunan jalan tol. Ketiganya telah menyatakan minat yang tertuang dalam surat kesepakatan. “Intinya mereka minat mendanai karena dari sisi komersial jalan itu sangat menarik, “ ungkapnya.

Dalam kerjasama tersebut, Pemprov Jatim bertugas menyiapkan lahan. Pemprov juga perlu menyiapkan pembangunan rel kereta api yang bakal dibangun hingga Bandara Juanda. “Investor juga minta membangun jalan kereta api Gubeng-Juanda. Kalau ini inisiatif dari Pemprov Jatim, “ ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jatim, Gentur Gentur Sandjoyo Prihantono mengungkapkan ketertarikan investor Cina untuk membangun jalan tol karena berada di sekitar kawasan industri. Hanya saja, penyediaan lahan untuk jalan tol tersebut akan memakan waktu relatif lama.

Nilai investasi untuk tol Gempol-Pasuruan, ungkapnya, mencapai Rp 1,5 triliun. Nilai itu kemungkinan akan naik lagi pada tahun depan. Sementara, nilai investasi jalan tol Gresik-Tuban masih dalam perhitungan. (REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA)

Kamis, 14 Juli 2011

Apresiasikan Seni, Pelukis Tuban Kolaborasi dengan Pemusik Kafe

DUA PELUKIS asal Tuban, Moekhlis Zahedy dan Taufik Ruman mengundang perhatian banyak orang. Mereka tidak memilih tempat tenang saat melukis. Malah, mereka berdua enjoy di sela-sela lantunan musik. Tontonan unik itu terjadi di sebuah kafe di jalur Tuban-Semarang. ‘’Saya merasa lebih bersemangat,’’ ujar Taufik Ruman.

Dia mengaku, sama sekali tidak terganggu dengan para pengunjung kafe yang sesekali melihat dari dekat bagaimana dia melukis. Bahkan, dia pun tidak segan-segan meletakkan kuasnya demi ngobrol dengan pengunjung.

Terkadang, seniman ini sempat menoleh dan berteriak kepada Mas Yanto, musisi pengiring dari acara yang berfokus pada warna musik jazz. ‘’Ajib nda (bagus mas-red),’’ teriaknya.
Tak beda dengan pelukis satunya, Moekhlis Zahedy. Dia tampak mondar-mandir melihat hasil lukisannya dari tempat-tempat yang agak jauh. Rupanya, lampu yang temaram di malam hari mengurangi daya lihatnya untuk memilih pewarnaan yang pas.

Dia pun masih sempat menyapa pengunjung kafe yang kenal dengan dirinya. ‘’Sudah pantas apa nggak komposisi warnanya,’’ katanya sambil mondar-mandir.Keduanya memang sedang melukis sosok wanita, dengan berbagai warna mapun pose. Gaya dekoratif dan ekspresif tampak tegas mewarnai lukisan dengan ukuran kanvas besar yang dibuatnya tersebut. Obyek wanita ternyata juga berhasil membius para pengunjung untuk berdekat-dekat dengan akitivitas dua seniman tersebut.

Kepada LIcom, dia mengaku, juga berperan sebagai 'bintang' di aktivitas hiburan di kafe tersebut. Menurutnya, apapun yang dilakukan para pengunjung saat itu merupakan apresiasi terhadap aktivitasnya.
‘’Kami malah sempat diskusi dengan pengunjung yang mampir ke kafe. Apalagi, mereka ada yang juga dosen bidang seni. Jadi ternyata bermanfaat juga,’’ tutur Taufik sambil menikmati kopinya.

Rina, penanggung jawab kafe mengaku kebingungan menjawab ketika ditanyakan model acara tersebut. Menurutnya, acara seperti ini langka. ‘’Biasanya kan musik sendiri, lukis sendiri. Kalau kedua jenis seni ini bergabung ya terlihat lebih menarik saja,‘’ tuturnya. (JAN/LI-10)

Kamis, 07 Juli 2011

PSB Online Tuban Dibobol Hacker?

TUBAN -- Penerimaan siswa baru (PSB) Kabupaten Tuban mengalami kerusakan jaringan sehingga sulit diakses. Ada dugaan kerusakan tersebut disebabkan ulah peretas.

"Kerusakan jaringan PSB on line yang dikelola Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemkab Tuban di-hack pihak yang tidak bertanggung jawab," jelas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemkab Tuban Sutrisno, Rabu (6/7) pagi.

Sutrisno berharap oknum yang melakukan sabotase itu terketuk hatinya dan tidak lagi mengganggu PSB on line.

Beberapa hari ini program menelan dana senilai Rp200 juta ini mengalami kendala saat para siswa mengakses pendaftaran melalui sistem daring ini.

Sebab, jaringan on line ini selalu hang saat para siswa ingin mengatahui hasil pengumumannya.

"Memang, ada trouble jaringan. Namun, kami terus berusaha untuk memperbaiki supaya masyarakat bisa mengakses kembali," jelas Sutrisno.

Menurutnya, pengumuman PSB akan dilakukan pada 8 Juli. Dan selama dua hari ini, pihaknya akan melakukan kroscek data. Yakni, pengolahan data anatara yang on line dan pendukungnya agar bisa disampaikan pada masyarakat. (YK/OL-10/MICOM) 

Selasa, 05 Juli 2011

Meski Disebut Kota Industri, Sekolah Kejuruan Tak Diminati Masyarakat Tuban


Pelajar di sekolah Tuban.

KABUPATEN TUBAN yang dijuluki sebagai kota industri ternyata tak menjamin warga setempat berminat terhadap pendidikan kejuruan. Padahal, bekal ilmu di sekolah kejuruan mempunyai peluang kerja yang sangat tinggi.

Kenyataannya, sekolah menengah umum (SMU) masih jadi idola bagi siswa lulusan lanjutan pertama. Angka ini terbukti dari pendaftaran secara online penerimaan siswa baru tahun 2011, hari kedua di Kabupaten Tuban. Dibandingkan dengan jumlah pendaftar di SMA-SMA/Negeri yang udah diluar batas pagu, jumlah  pendaftar di SMK Negeri baru 40 persen dari pagu yang ditetapkan.

Bahkan, untuk jurusan tertentu, misalnya kontruksi beton dan bangunan tak kurang dari 10 persen dari pagu. "Kalau tidak bisa masuk di SMA umum baru pilihan selanjutnya ke sekolah kejuruan,’’ tutur Eny, siswa yang tinggal di Kecamatan Widang.

Hal yang sama juga dikatakan Andi, siswa yang tinggal di Kecamatan Palang. Menurutnya, lulusan sekolah kejuruan juga sulit masuk kerja di perusahaan industri di Tuban.

Semakin bertambahnya jumlah SMAN baru di pelosok-pelosok kecamatan, diangga sebagai salah satu faktor munculnya kondisi tersebut. "Tentu saja semakin banyak pilihan. Umumnya masyarakat ya ingin praktis. Mungkin kalau pabrik tertentu membuka pelatihan keterampilan dengan kesempatan bisa bekerja disitu ya kejuruan itu yang ramai," ujar Agus, salah seorang guru. (JAN/LI-10/lensaIndonesia)

Jumat, 01 Juli 2011

Kejuaraan Barongsay Kwan Sing Bio Pecahkan Rekor Muri


Aryo saat memainkan Barongsay dalam perlombaan. 

TUBAN – Aryo Okta dan kedua rekannya berhasil memecahkan rekor Muri dalam kejuaraan tarian Naga dan Barongsay se-Indonesia yang digelar oleh Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, dalam menyambut ulang tahun Kongco Kwan Sing Tee Koen ke-1849. Jumat (1/7/2011).

Rekor Muri tingkat Nasional yang berhasil dipecahkan Aryo dan kedua rekannya adalah predikat sebagai pemain Barongsay termuda dalam kejuaraan Barongsay se-Indonesia yang digelar Klenteng Kwan Sing Bio Tuban. Dalam perlombaan, Aryo memainkan kepala Barongsay bersama dua orang rekannya, Eko (12) dan Irvan (13) memainkan badan dan ekor Barongsay.

Sri Widayati, Manager Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan piagam penghargaan kepada Aryo dan kedua temannya sebagai pemain Barongsay termuda serta menyerahkannya secara simbolis kepada Gunawan Putra Wirawan, selaku Ketua Klenteng Tuban.

Ketika ditemui beberapa wartawan, Sri Widayati mengatakan, kedatangannya ke Tuban untuk memberikan penghargaan rekor Muri kepada pagelaran seni Barongsay terpanjang, dengan pemain terbanyak, yang dimainkan 87 personil di satu tempat.

“Sekaligus kami juga memberikan penghargaan rekor Muri kepada pemain barongsay tradisonal termuda yang diraih oleh Aryo dan teman – temanya,” ujarnya.

Sementara Alim Sugiantoro (Liem Tjeng Gie),  pengurus harian klenteng menambahkan, tujuan kegiatan ini digelar untuk menyiapkan bibit handal dalam olahraga Naga dan Barongsay di tingkat nasional maupun internasonal. (jurnalberita.com)

Kejuaraan Barongsay Kwan Sing Bio Pecahkan Rekor Muri


Aryo saat memainkan Barongsay dalam perlombaan. 

TUBAN – Aryo Okta dan kedua rekannya berhasil memecahkan rekor Muri dalam kejuaraan tarian Naga dan Barongsay se-Indonesia yang digelar oleh Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, dalam menyambut ulang tahun Kongco Kwan Sing Tee Koen ke-1849. Jumat (1/7/2011).

Rekor Muri tingkat Nasional yang berhasil dipecahkan Aryo dan kedua rekannya adalah predikat sebagai pemain Barongsay termuda dalam kejuaraan Barongsay se-Indonesia yang digelar Klenteng Kwan Sing Bio Tuban. Dalam perlombaan, Aryo memainkan kepala Barongsay bersama dua orang rekannya, Eko (12) dan Irvan (13) memainkan badan dan ekor Barongsay.

Sri Widayati, Manager Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan piagam penghargaan kepada Aryo dan kedua temannya sebagai pemain Barongsay termuda serta menyerahkannya secara simbolis kepada Gunawan Putra Wirawan, selaku Ketua Klenteng Tuban.

Ketika ditemui beberapa wartawan, Sri Widayati mengatakan, kedatangannya ke Tuban untuk memberikan penghargaan rekor Muri kepada pagelaran seni Barongsay terpanjang, dengan pemain terbanyak, yang dimainkan 87 personil di satu tempat.

“Sekaligus kami juga memberikan penghargaan rekor Muri kepada pemain barongsay tradisonal termuda yang diraih oleh Aryo dan teman – temanya,” ujarnya.

Sementara Alim Sugiantoro (Liem Tjeng Gie),  pengurus harian klenteng menambahkan, tujuan kegiatan ini digelar untuk menyiapkan bibit handal dalam olahraga Naga dan Barongsay di tingkat nasional maupun internasonal. (jurnalberita.com)